Sungai Kampar adalah sebuah sungai yang ada di provinsi Riau. Sungai Kampar mempunyai hulu di jajaran Bukit Barisan dan bermuara di pantai bagian timur Pulau Sumatera di area provinsi Riau. Sungai ini adalah muara dari 2 buah sungai yang besarnya hampir sama. 2 buah sungai tersebut adalah Sungai Kampar Kiri dan
Kampar Kanan. Muara kedua sungai ini ada di kawasan Langgam(Kabupaten Pelalawan). Kawasan hulu sungai Kampar digunakan untuk PLTA Koto Panjang yang memiliki daya 114 MW.
Sungai Kampar Kanan bermata air dari Gunung Gadang, mempunyai luas daerah aliran sungai sebesar 5231 kilometer persegi. Jalur utama awalnya mengalir ke arah utara yang kemudian beralih arah ke timur bergabung dengan anak sungai Batang Kapur Nan Gadang. Selanjutnya bergabung lagi dengan anak sungai Batang Mahat,bergerak ke arah timur. Masyarakat sekitar Danau Bingkuang sering melaksanakan penambangan batu dan pasir dengan ilegal yang menyebabkan tepian sungai tererosi. Sungai kampar kiri mengalir dari mata air Gunung Ngalautinggi,Gunung Solokjanjang,
Gunung Paninjauan Nan Elok, dan memiliki luas daerah aliran sungai sebesar 7.053 kilometer persegi. Sedangkan hilir Sungai Kampar bermuara di Selat Malaka.
Di dekat muara sungai Kampar terkenal karena mempunyai ombak besarnya yang diberi nama Ombak Bono. Bono dalam bahasa setempat berarti berani.Ombak besar yang ada di sungai ini berlangsung karena adanya tumbukan 2 arus, yaitu arus sungai yang menuju laut, dan arus laut yang masuk ke sungai karena air pasang.
Tinggi ombak bona bisa sampai 5 meter menggulung dari pantai muara di Desa Pulau Muda menuju Desa Teluk Meranti Tanjung Mentangor. Ombak bono bisa mencapai 60 km daerah aliran sungai yang memiliki kecepatan rata-rata 40 km/jam. Makin jauh dari muara, tinggi ombak amakn makin mengecil yang diperkirakan tidak lebih dari 70 cm. Anehnya, ombak yang terjadi ini bergerak berlawanan dengan aliran air sungai. Beda dengan ombak besar di lautan, ombak bono hanya bisa mencapai panjang 200 meter hingga 2 kilometer yang dimana 2 kilometer ini adalah lebar maksimal sungai.
Menurut cerita daerah setempat ombak bono adalah bentuk nyata dari tujuh hantu yang suka merusakan kapal dan perahu yang
melewati Sungai Kampar. Tujuh hantu itu adalah 7 jenis gulungan ombak, dari gulungan ombak yang paling besar ada di
depan yang diikuti oleh enam gulungan ombak kecil yang ada dibelakangnya. Ombak besar Sungai Bono sangat disegani oleh
masyarakat setempat maka buat melintasinya biasanya akan dilaksanakan sebuah upacara di pagi atau siang hari. Seorang tetua
adat akan memimpin upacara tersebut, agar masyarakat bisa selamat saat berjumpa dengan ombak Bono.