Latar Belakang dan Lokasi
Kota Bukittinggi adalah sebuah kota yang berada di provinsi Sumatera Barat. Kata bukittinggi berasal dari bahasa Minangkabau yaitu Bukiktinggi. Setelah Padang kota ini merupakan kota yang mempunyai perekonomian terbesar ke-2 di provinsi Sumatera Barat.
Pada zaman dahulu Kota Bukittinggi ini pernah menjadi Ibu Kota Indonesia, pernah juga dijadikan ibu kota provinsi Sumatera, dan Sumatera Tengah. Pada saat zaman kolonial Belanda, kota ini disebut dengan Fort de Kock dan memiliki julukan sebagai Paris Van Sumatera. Luas Kota Bukittinggi adalah 25,24 kilometer persegi.
Kota Bukittinggi berlokasi di jajaran Pegunungan Bukit Barisan atau kira-kira 90 km ke arah utara dari Kota Padang. Kota ini ada di tepi Ngarai Sianok dan diapit oleh 2 gunung,yakni Gunung Singgalang, dan Gunung Marapi. Letaknya yang ada pada ketinggian 909-941 meter diatas permukaan laut membuat Kota Bukittinggi memiliki hawa yang sejuk dengan suhu udara yang berkisar antara 16.1-24.9 derajat Celcius.
Kota Bukittinggi mempunyai posisi yang cukup strategis pada Jalur Lintas Sumatra, yang menghubungkan Padang, Medan, dan Palembang, serta berada di antara Padang dan Pekanbaru. Terminal Aur Kuning adalah terminal terbesar di Kota Bukittinggi yang menyediakan transportasi antar kota antar provinsi. Sementara itu bagi transportasi kota ada taksi, dan bendi(kereta kuda). Bersumber pada data Dinas Pekerjaan Umum panjang jalan di kota ini
kira-kira mencapai 196 km.
Pariwisata
Kota Bukittinggi merupakan daerah yang cukup mengandalkan industri pariwisata. TIdak sedikit objek wisata yang menarik, membuat kota ini dikenal juga sebagai kota wisata. Di tahun 2012, kedatangan wisatawan mancanegara ke kota ini mencapai 26.629 orang. Untuk sekarang di kota Bukittinggi ada sekitar 60 hotel dan
15 travel agent. Hotel-hotel yang terdapat di bukittinggi antara lain The Hills, Hotel Pusako, dan Rocky Hotel.
Ngarai Sianok adalah salah satu wisata andalan Kota Bukittinggi. Berlokasi di Kota Bukittinggi. Taman Panorama adalah lokasi yang strategis untuk melihat keindahan pemandangan Ngarai Sianok. Di bagian bawah Taman Panorama ada sebuah gua yang pernah dipakai oleh tentara Jepang untuk tempat persembunyian selama Perang Dunia II berlangsung. Di Taman Bundo Kanduang ada sebuah replika Rumah Gadang yang mempunyai fungsi sebagai museum kebudayaan Minangkabau. Kemudian ada Kebun Binatang Bukittinggi, dan Benteng Fort de Kock yang dihubungkan oleh sebuah jembatan yang disebut Jembatan Limpapeh.
Pasar Ateh(Pasar Atas) ada tidak jauh dari Jam Gadang yang merupakan simbol dari Kota Bukittinggi. Di Pasar Ateh menjual berbagai kerajinan tangan dan bordir serta makanan ringan special Sumatera Barat, seperti keripik sanjai yang terbuat dari singkong,karupuak jangek yang dibuat dari bahan kulit sapi atau
kerbau, dan karak kaliang,sejenis makan ringan khas Bukittinggi yang bentuknya mirip dengan angka 8.
Hobby dan Olahraga
Orang-orang di Kota Bukittinggi sangat senang dengan olahraga berkuda. Biasanya di Kota ini diadakan lomba pacuan kuda yang dilaksanakan di Bukit Ambacang. Perlombaan ini diadakan setiap tahun, dan sudah dimulai sejak tahun 1889. Lomba ini adalah rentetan perlombaan yang diadakan beberapa kawasan lain di Sumatera Barat. Lomba semacam ini membuat para peternak kuda dapat bertahan, dan menggunakan tradisi ini
sebagai sumber mencari rezeki.